Kelas : 2 ID 12
NPM : 35413796
RANGKUMAN
ISD “MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN”
A.
Masyarakat Perkotaaan, Aspek-aspek Positif dan Negatif
1. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga
urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
·
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa.
·
Orang-orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.
·
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih
tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan
juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
·
Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan.
·
Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatka
pentingnya factor waktu bagi warga kota.
·
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh
dari luar.
2. Aspek Positif dan Negatif
·
Bertambahnya penduduk.
·
Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan
usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
·
Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak
dikota dan lebih mudah didapat.
·
Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih
tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
·
Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari
kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang
rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
B. Hubungan Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam
keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat
ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada
dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan. Desa juga merupakan
sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih
dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah
telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar,
dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat
kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi
secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota,
makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan
perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling
mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
·
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan
kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan.
·
Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya
Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan.
·
Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan
nilai kekotaan ke desa.
·
Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan
produk yang bersifat kedesaan ke kota.
Dari keempat hubungan desa-kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak
pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang
dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan
mengkota.
C. Masyarakat Pedesaan
Desa adalah lingkungan masyarakat yang
agak terpencil jauh dari hiruk pikuk dan kebisingan, desa adalah tempat
kehidupan masyarakat yang asri dan masih asli.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan:
·
Masih mempunyai rasa keterikatan yang kuat atau rasa
saling memiliki
·
Biasanya belum mendapatkan peendidikan yang tinggi
·
Masih kaku(hukum adat dan budayanya masih sangat kuat)
·
Solidaritas antar sesama tinggi.
1. Sifat
dan hakikat masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat
yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah.
D. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan
Perkotaan
Dalam masyarakat modern, sering
dibedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Menurut Soekanto
, perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu
desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara
masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik
tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi
sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan
kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem
tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
·
Perilaku homogen
·
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan
·
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
·
Isolasi sosial, sehingga statik
·
Kesatuan dan keutuhan kultural
·
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
·
Kolektivisme
Masyarakat Kota
·
Perilaku heterogen
·
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri
dan kelembagaan
·
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan
fungsi
·
Mobilitassosial, sehingga dinamik
·
Kebauran dan diversifikasi kultural
·
Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
·
Individualisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar