Kelas : 2 ID 12
NPM : 35413796
PENGALAMAN
PRIBADI
Pengalaman pribadi saya kali ini yaitu berkaitan dengan pengalaman
hidup sebagai moralitas dasar hidup umat beragama. Bagi saya moralitas dasar
hidup dalam beragama ialah ketika seseorang berbuat baik kepada sesama manusia
di dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu menjalankan perintah agama serta
menjauhi setiap larangan dalam suatu ajaran agama yang di yakini. Dalam setiap
agama tentunya mengajarkan umatnya untuk berbuat baik untuk sesama, namun
perbuatan baik antar sesama umat beragama tentunya sangat berbeda beda
penerapan di dalam kehidupan mereka masing masing. Banyak hal dalam pengalaman
hidup saya kaitannya dengan agama, agama yang sejak lahir saya yakini yaitu
agama Islam. Dalam saya melalui waktu demi waktu untuk menyempurnakan sebagai
umat Islam yang baik, walaupun kenyataannya saat ini saya belum bisa di katakan
sebagai umat beragama yang baik. Namun ada niat dan upaya saya untuk bisa
menjadi umat beragama yang baik. Ketika saya berusaha menyempurnakan perintah
sholat 5 (lima) waktu yang masih sering saya tinggalkan. Bagi saya upaya untuk
membenahi diri agar lebih baik dalam beragama juga merupakan sikap yang perlu
terus kita pacu sehingga moralitas hidup beragama yang sesungguhnya dapat
terwujud dengan baik. Masih ada saat ini umat Islam yang kurang sadar dalam
meningkatkan kualitas hidup mereka dan ada juga malahan yang bangga dengan hal
hal negatif yang ada dalam dirinya. Tanpa tersadarkan kadang saya juga
membanggakan hal negatif dalam diri saya padahal ucapan hal negatif yang saya
sampaikan kepada orang lain tersebut malah merugikan bagi saya sendiri dan
banyak orang kurang menyadari hal ini. Menurut saya melemahnya sanksi sosial
bagi umat beragama yang tidak bisa menonjolkan bahwa dirinya memiliki moral
yang baik juga mempengaruhi untuk seseorang berupaya menjadi umat beragama yang
lebih baik. Namun juga masih ada sedikit daerah yang masih tegas memberikan
sanksi sosial bagi umat beragama di daerah Aceh, di sana wanita muslim yang
keluar rumah atau berbaur dalam masyarakat dalam acara resmi jika tidak
menggunakan kerudung maka orang lain di sana akan memandang kurang baik wanita
tersebut, cerita ini saya dapatkan dari teman facebook saya ketika kita saling
membandingkan perbedaan lingkungan kehidupan saya dan lingkungan teman saya di
Aceh sana, kemudian dia juga bercerita hubungan remaja di sana, ketika pasangan
remaja yang berpacaran hanya sekedar hubungan via handphone dan kadang seorang
remaja laki laki mengunjungi rumah sang pacar untuk bertamu, selebihnya sudah
di anggap hal yang bisa di katakan melanggar norma sosial dalam masyarakat, di
daerah kota kota besar remaja yang berpacaran sangat berbeda di Aceh, di kota
kota besar pasangan remaja kadang berpacaran secara berlebihan, malahan tidak
sedikit yang menjalin hubungan sudah seperti suami istri, padahal hubungan
mereka belum secara resmi menikah. Dari hal hal yang menurut saya saya anggap
kurang baik ini bisa menjadikan saya masukan dan bisa menjadikan bahan
instropeksi dagi hidup saya walaupun remaja remaja saat ini banyak yang mudah
terpengaruh dalam pergaulan. Namun juga masih ada yang terselip dalam
pengalaman hidup saya sebagai umat beragama yang memiliki moral yang baik yang
bisa menjadi kebanggaan bagi diri saya sendiri. Ketika saya dapat ikhlas dalam
memberi, memberi kepada orang yang mungkin mmbutuhkan. Walau sesuatu yang saya
berikan hanyalah tidak seberapa namun ketika saya senang melihat orang tersebut
terbantu dan saya bisa ikhlas maka hati saya terasa sanggat bangga. Saya juga
menganggap ketika kita beramal dan amal tersebut menjadi rahasia saya sendiri
juga menambah banyak kepuasan saya ketika beramal. Dan saya juga kadang
mengingat dalam hati ketika saya iri dengan perbuatan baik orang lain yang
orang lain laksanakan. Hati menjadi tidak minder dan juga menimbulkan kepuasan
batin bagi saya. Ini juga bisa terus mendorong dan memacu saya untuk berbuat
baik terhadap sesama. Terkadang dalam diri saya juga muncul keinginan untuk
menjalankan perintah perintah agama Islam seperti melaksanakan sholat wajib 5
(lima) waktu berjama’ah di masjid agar bisa menjadi contoh untuk remaja remaja
lain di lingkungan saya tinggal, namun hal ini masih belum dapat terwujud dalam
diri saya. Bagi saa moral dalam diri saya terlebih dahulu yang perlu saya
perbaiki kemudian barulah kita memperbaiki lingkungan lingkungan terdekat yang
ada di sekitar kita. Walaupun di dalam islam tidak ada batas dalam berbuat baik
terhadap diri sendiri, keluarga, maupun orang lain. Etika pergaulan dan cara
menghargai orang lain juga dapat menunjukan moralitas dasar dalam beragama,
tentunya agama Islam yang telah saya yakini sejak lahir. Seperti ketika saya
menyapa tetangga tetangga yang kebetulan berpapasan dengan saya, ketika saya
berbicara dengan orang yang lebih tua yang harus secara sopan dan santun. Hal
hal sederhana juga sering saya terapkan sebagai umat beragama seperti mengucap
salam ketika bertamu, berjabat tangan saat bertemu. Banyak hal yang bisa kita
tonjolkan untuk membentuk moral bagi umat manusia dalam beragama. Kesibukan
dalam rutinitas seseorang juga dapat membuat orang tersebut lupa akan
kewajibannya sebagai umat Islam. Seperti saat saya kuliah dan melewatkan sholat
merupakan salah satu contoh. Namun masih juga sering kita lihat orang orang
dalam masyarakat yang memiliki waktu untuk mnjalankan perintah wajib bagi umat
muslim tersebut tetapi orang tersebut dengan tanpa rasa bersalah tidak
menjalankan perintah ajaran agama Islam tersebut. Kejadian tersebut juga sering
ada pada diri saya ketika saya asyik ngobrol dengan tema teman saya saya kadang
juga lupa dan membuat saya menjadi malas untuk menjalannkan kewajiban saya. Saya
sangat bersyukur dengan apa yang telah saya jalani saat ini, bagi saya untuk
dapat seperti sekarang ini perlu perjuangan yang sangat berat dngan lingkungan
teman sepermainan saya yang tidak terlalu mementingkan pendidikan dan kurang
tertatanya perencanaan masa depan mereka, Alhamdulillah saya bisa lebih berani
mengambil keputusan untuk masa depan dengan melanjutkan pendidikan saya di
perguruan tinggi. Walaupun teman teman saya saat ini sudah berpenghasilan dan
bisa mencukupi kebutuhannya saat ini. Juga lingkungan teman teman semasa SMK
dulu, secara tidak langsung membentuk jati diri yang kurang berkualitas. Selama
tiga tahun saya menuntut ilmu di SMK Swasta yang anak anaknya sedikit lebih
nakal. Ketika saya terlibat pekerjaan sosial seperti kerja bakti muncul
kepedulian saya untuk selalu berusaha terlibat dan memberikan bantuan semampu
saya. Sebagai umat beragama hal tersebut sangat penting karena menyimbolkan
kita sebagai umatIslam yang peduli dengan lingkungan dan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar